Rabu (15/1), Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Valentina Lovina Tanate, M.Hum., menghadiri kegiatan Dialog Kebijakan #2 Wikiton Partisipasi Publik Bali Lestari yang diselenggarakan oleh BASAbali Wiki. Kegiatan yang bertema “Tata Cara Pengelolaan Sampah Sisa Upacara Keagamaan” ini menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Bali, dan diikuti oleh 50 peserta yang terdiri atas siswa, mahasiswa, komunitas pencinta lingkungan, instansi pemerintah, desa adat, serta pangempon pura.
Dialog kebijakan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Wikiton (Wiki Maraton) yang bertujuan untuk mengatasi isu sosial mengenai pengelolaan sampah sisa upacara keagamaan dengan menggunakan bahasa daerah dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengadakan diskusi mendalam dan mengonfirmasi kertas kebijakan, yang nantinya akan diserahkan kepada pemangku kepentingan. Salah satu hasil yang diharapkan dari diskusi ini adalah infografik Bali Lestari, yang disusun dalam tiga bahasa: bahasa Indonesia, bahasa daerah (bahasa Bali), dan bahasa Inggris. Infografik ini akan disebarkan kepada masyarakat sebagai sarana edukasi tentang tata cara pengelolaan sampah secara bijak dan ramah lingkungan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Valentina Lovina Tanate, M.Hum., memberikan dukungan penuh terhadap penyusunan infografik Bali Lestari yang disajikan dalam tiga bahasa: bahasa Indonesia, bahasa Bali, dan bahasa Inggris. Langkah ini sejalan dengan tugas Balai Bahasa Provinsi Bali dalam melakukan pembinaan, pelindungan, dan pengembangan bahasa dan sastra di wilayah Provinsi Bali. Penyusunan infografik tersebut tidak hanya bertujuan untuk melestarikan bahasa daerah, tetapi juga mendukung pemakaian bahasa yang baik dan benar dalam berbagai ranah komunikasi. Selain itu, dengan memfasilitasi proses penyusunan infografik ini, Balai Bahasa Provinsi Bali turut menjalankan fungsinya dalam meningkatkan keterampilan berbahasa masyarakat serta memperluas akses informasi melalui penggunaan bahasa yang mudah dipahami.